fakta wahabi
Salah seorang ulama tafsir terkemuka; al-Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab tafsirnya yang sangat fenomenal; at-Tafsir al-Kabir, menuliskan sebagai berikut:

"واعلم أن المشبهة احتجوا على إثبات المكان لله تعالى "أَأَمنتممن في السماء" أي أن اعتقاد أن الله في مكان فوق العرش أو غير ذلك من الأماكنهو اعتقاد المشبهة الذين قاسوا الخالق على المخلوق وهو قياس فاسد منشؤه الجهلواتباع الوهم"

“Ketahuilah bahwa kaum Musyabbihah menetapkan bahwa Allah memiliki tempat,yaitu arah atas, dengan bersandarkan kepada firman Allah QS. Al-Mulk: 16.Mereka berkeyakinan bahwa Allah bertempat atau bersemayam di atas arsy, atau tempat lainnya yang berada di arah atas, yaitu langit. Sumber kebatilan merekaini berasal dari karena mereka mengqiyaskan (menyerupakan) Allah denganmakhluk-Nya. Qiyas mereka semacam ini jelas rusak. Ini adalah qiyas yangdidasarkan di atas kebodohan dan khayalan”. at-Tafsîral-Kabîr, j. 30, h. 69

Dalam kitab yang sama al-Fakhrar-Razi menuliskan:

"قولهتعالى" وهو العلي العظيم" لا يجوز أن يكون المراد بكونه عليا العلو فيالجهة والمكان لما ثبتت الدلالة على فساده، ولا يجوز أن يكون المراد من العظيمالعظمة بالجثة وكبر الجسم، لأن ذلك يقتضي كونه مؤلفا من الأجزاء والأبعاض، وذلك ضدقوله" قل هو الله أَحد"، فوجب أن يكون المراد من العلي المتعالي عنمشابهة الممكنات ومناسبة المحدثات، ومن العظيم العظمة بالقدرة والقهر بالاستعلاءوكمال الإلهية"

“Firman Allah: “Wa Huwa al-‘Aliyy al-‘Azhîm” (QS.Asy-Syura: 4), ayat ini tidak boleh dipahami bahwa Allah maha tinggi dalampengertian arah dan tempat karena telah tetap kebenaran argumen akan kerusakankeyakinan semacam itu. Demikian pula maha agung tidak boleh dipahami bahwa Diamaha besar dalam pengertian bentuk. Karena jika dipahami dalam pengertianbentuk maka berarti Dia tersusun dari bagian-bagian. Keyakinan semacam inijelas menyalahi firman Allah: “Dia Allah menyerupai suatu apapun” (QS.Al-Ikhlash: 4). Dengan demikian nyatalah bahwa yang dimaksud maha tinggiartinya maha suci dari menyerupai segala makhluk yang baharu ini. Dan yangdimaksud maha agung artinya dalam pengertian bahwa Allah kuasa, maha menundukan, dan maha sempurna pada sifat-sifat ketuhanan-Nya”. Ibid,j. 27, h. 144

0 komentar:

Post a Comment

 
Top