fakta wahabi

Gambar tersebut adalah scand dari kitab Salafi-Wahabi, al-Durar al-Saniyyah, juz 10 hal. 51:

“Aku kabarkan kepada kalian tentang diriku, demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, aku telah menuntut ilmu, dan orang yang dulu mengenalku meyakini aku memiliki pengetahuan, padahal aku pada waktu itu belum mengerti makna la ila illallah, dan aku tidak mengetahui agama Islam, sebelum memperoleh kebaikan yang Allah karuniakan ini. Demikian pula guru-guruku, tak seorang pun di antara mereka yang mengetahui hal tersebut. Barangsiapa yang menyangka dari ulama daerah ‘Aridh (Riyadh), bahwa ia mengetahui makna la ilaha illallah atau mengetahui makna Islam sebelum waktu sekarang ini, atau menyangka bahwa di antara guru-gurunya ada yang mengetahui hal tersebut, maka ia telah berdusta, berbuat-buat, menipu manusia dan memuji dirinya dengan sesuatu yang tidak ada padanya.”

Pernyataan Muhammad bin Abdul Wahhab tersebut mengandung beberapa kesimpulan fatal sebagai berikut:

1. Sebelum menyebarkan ajaran Salafi-Wahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab mengaku belum mengetahui makna la ila illallah dan belum mengerti agama Islam. Pernyataan ini secara tidak langsung menganggap bahwa dirinya termasuk orang kafir sebelum menyebarkan ajaran Salafi-Wahabi.

2. Tidak seorang pun dari ulama Riyadh dan guru-gurunya yang mengetahui makna la ilaha illallah dan mengetahui agama Islam. Pernyataan ini berarti mengkafirkan semua guru-gurunya dan semua ulama yang ada.

3. Ajaran Salafi-Wahabi yang didakwahkannya, tidak ia pelajari dari guru-gurunya, akan tetapi ia terima dari Allah sebagai karunia. Di sini kita patut mempertanyakan, bagaimana caranya Muhammad bin Abdul Wahhab menerima ajaran Salafi-Wahabi tersebut dari Allah? Apabila ia memperoleh ajaran tersebut dari wahyu, berarti secara tidak langsung ia memposisikan dirinya sebagai nabi, dan tidak ada bedanya antara dia dengan Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani. Yang jelas, Muhammad bin Abdul Wahhab, memang mengaku para gurunya telah kafir, dan ia tidak mendapatkan ajaran Islam yang benar dari mereka. Akan tetapi ia mengaku mendapatkannya dari Allah. Di sini, seakan-akan, Muhammad bin Abdul Wahhab, mengaku mendapat wahyu dari Allah, dan secara tidak langsung memposisikan dirinya seperti seorang nabi.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top