fakta wahabi
Inilah tanggapan dan penjelasan dari KH. Thobary Syadzily Asy-Syafi’i terkait dialog ilmiah antara Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) yang diwakili KH. Muhammad Idrus Ramli Asy-Syafi’i dengan kelompok Salafi Wahabi (Sawah) yang diwakili Ustadz Firanda Andirja As-Salafi dan Ustadz Zainal Abidin As-Salafi di Batam pada 28 Desember 2013.

30 Desember 2013, pukul 00:21 WIB – KH. Thobary Syadzily Cinta Damai dan Cinta Persatuan Ummat
“Saya sudah berusaha sabar dengan sekuat tenaga dan pikiran saya agar tidak terjadi konflik horizontal antara Salafi Wahabi dan Aswaja di Batam ketika akan dan sedang diadakan dialog pada hari Sabtu pagi. 28 Desember 2013 M. / 25 Shafar 1435 H. Karena, saya cinta perdamaian dan cinta persatuan umat Islam. Tapi, mengapa Salafi Wahabi bersikeras memaksakan kehendak dan memfitnah Aswaja dengan menyebarkan propaganda kalah dialog ilmiah dengan mereka (Salafi Wahabi). Padahal, itu tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Seandainya di kemudian hari akan terjadi konflik horizontal di antara kedua belah pihak, saya akan berlepas tangan dan tidak mau ikut campur lagi untuk mendamaikan mereka. Silahkan dikaji, dipahami dan dibuktikann nanti!”
30 Desember 2013, pukul 19:14 WIB – KH. Thobary Syadzily Mewakilkan Sepenuhnya kepada KH. Idrus Ramli
“Dalam dialog ilmiah hari Sabtu pagi, 28 Desember 2013 M. / 1435 H. di Batam antara Aswaja dan Salafi Wahabi, sengaja saya tidak bicara karena waktunya sangat sempit sekali yaitu masing-masing pihak untuk dua orang nara sumber, baik dari pihak Aswaja maupun Salafi Wahabi, hanya diberikan waktu 20 menit oleh moderator, sehingga saya mewakilkan sepenuhnya kepada Ustadz Idrus Romli untuk angkat bicara, dan saya yakin ustadz Idrus Ramli dapat menyelesaikan permasalahan yang akan dibahasnya tentang tuduhan bid’ah dan musyrik yang dilontarkan Salafi Wahabi terhadap Aswaja dapat diselesaikan dengan baik, rapih, teratur, universal, dan tidak setengah-setengah. Dan, alhamdulillah dengan pembahasan dan pemaparan yang begitu gamblang, ternyata tuduhan Salafi Wahabi itu tidak terbukti. Itulah fakta sebenarnya di lapangan. Jadi, apabila Salafi Wahabi mengulangi kembali perbutannya dengan tuduhan bid’ah dan syirik terhadap amalan para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, maka itu harus diproses secara hukum.

Adapun diamnya saya dalam dialog dan menyerahkan sepenuhnya kepada ustadz Idrus Ramli untuk angkat bicara, itu menunjukkan sikap lunak hati saya agar tidak memicu konflik atau kerusuhan di bawah gedung yang telah dipenuhi ribuan massa yang sedang emosi. Jika saya bicara dan bisa membuktikan bahwa setiap amalan ulama itu ada dalil-dalilnya, sudah barangtentu massa dengan paksa akan memasuki gedung dialog, meskipun dijaga ketat oleh puluhan atau ratusan aparat keamanan dan polisi. Oleh karena itu, saya tidak menginginkan hal demikian.”
KH. Muhammad Idrus Ramli Asy-Syafi’i juga memberikan penjelasan setelah terjadi dialog ilmiah di Batam tersebut. Silahkan lihat penjelasan selengkapnya dalam : Catatan Penting Mudzakaroh Antara Ustadz Idrus Ramli Dengan Ustadz Firanda Andirja dan Ustadz Zainal Abidin di Batam.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top