fakta wahabi
Mahluk yg pertama kali berbuat sombong, membanggakan diri sendiri, adalah Iblis. Sebagaimana ketika iblis disuruh sujud dihadapan nabi Adam AS, Iblis menolak dengan alasan dia lebih mulia dari pada Nabi Adam.

Seorang sekaliber ulama, tentunya akan menjaga sikap terlebih lisan dalam setiap kali berucap. Namun, apakah pantas orang-orang yang diberi "titel" ulama oleh kaum wahabi beikut ini, pantas disebut Ulama ???

Al albani dalam kitabnya Shahih al-Kalim ath-Thayyib li Ibni Taimiyyah, pada halaman 4, cetakan ke 4 tahun 1400H sebagai berikut :

انصح لكل من وقف على هذا الكتاب و غيره, ان لا يبادر الى العمل بما فيه من الاحاديث الا بعد التأكد من ثبوتها, وقد سهلنا له السبيل الى ذلك بما علقناه عليها, فما كان ثابتا منها عمل به وعض عليه النواجذ, والا تركه
“Aku nasihatkan kepada orang yang membaca buku ini atau buku yang lainnya, untuk tidak cepat-cepat mengamalkan hadits-hadits yang ada didalam buku-buku tersebut, kecuali setelah benar-benar menelitinya. Aku telah memudahkan jalan tersebut kepada kalian dengan komentar-komentar yang aku berikan. Jika hal itu (komentar dariku) ada, barulah dia mengamalkan hadits itu dan menggigit gerahamnya. Jika tidak ada (keterangan dariku), maka tinggalkanlah hadits-hadits itu.”
Betapa terkesan sombongnya perkataan al bani yg memerintahkan meninggalkan hadist-hadits yang tidak dishohihkan olehnya.

Sekelas Imam Bukhori yang mempunyai murid imam muslim saja, tidak pernah "bersenandung" seperti Al bani yg dilabeli Muhadist oleh pengikutnya. Syarat menjadi hafidz saja al bani tdk masuk, apa lg menjadi muhadist. Sungguh kesombongan yang nyata dari Ulama Wahhabi ini.

Berikutnya kita simak perkataan pendiri aliran Wahabi Muhammad bin Abdul Wahhab.
“Aku pada waktu itu tidak mengerti makna la ilaha illallah dan tidak mengerti agama Islam, sebelum kebaikan yang dianugerahkan oleh Allah. Demikian pula guru-guruku, tidak seorang pun di antara mereka yang mengetahui hal tersebut. Barangsiapa yang berasumsi di antara ulama Aridh (Riyadh) bahwa ia mengetahui makna la ilaha illallah atau mengetahui makna Islam sebelum waktu ini, atau berasumsi bahwa di antara guru-gurunya ada yang mengetahui hal tersebut, berarti ia telah berdusta, mereka-reka (kebohongan), menipu manusia dan memuji dirinya dengan sesuatu yang tidak dimilikinya.” (Ibn Ghannam, Tarikh Najd hal. 310).
Lihatlah Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan guru-guru dan ulama-ulama terdahulu dikarenakan mereka tidak mengerti makna la ilaha illallah,menurut versi Muhammad bin Abdul Wahhab.

Dan hebatnya lagi, Muhammad bin Abdul Wahhab mengetahui makna la ilaha illallah, langsung dari Allah. Secara tidak langsung, Muhammad bin Abdul Wahhab memposisikan dirinya dengan para nabi yang seolah-olah mendapatkan Wahyu.

Bagaimana orang-orang yang sholeh sebelumnya atau sesudahnya Muhammad bin Abdul Wahhab yang tidak mendapatkan makna la ilaha illallah langsung dari Allah, apakah mereka berarti menjadi orng-orang kafir??, Nau'udzubillah.

Simak juga (Klik llink ini) :

Pendiri Wahhabi Mengaku Sebagai Nabi Part 1

Pendiri Wahhabi Mengaku Sebagai Nabi Part 2

Cukup contoh-contoh diatas semoga dapat membuka mata dan hati kita betapa bahaya dan sesatnya aliran wahabi dan tidak sesuainya wahhabi menyandang jargon paling nyunnah.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top