Keteladanan Sang Pembela Sunnah

manakib
Keteladanan sang pembela sunnah - Membaca kisah kehidupan para tokoh besar akan selalu menarik dan tiada membosankan untuk terus digali sumber-sumber inspiratif keteladanannya. Terlebih jika tokoh yang terlibat intens dengan pergulatan sebuah ideologi –madzab- tertentu. Jelas, demikian akan membawa dampak reinforcement, penguatan tingkah laku terkhusus bagi penganut (kaum) ideologi tersebut.

Dalam dunia Islam, setelah wafatnya Rasulullah Saw. sang tokoh panutan akbar kaum muslim, perkembangan agama Islam terus meluas, tidak hanya terbatas wilayah Makkah dan Madinah, bahkan meluas sampai antar benua. Perkembangan yang cukup signifikan itu tentu tidak terlepas dari peran para sahabat-sahabat setia Rasulullah Saw. yang dengan gigih memperjuangkan agama Islam.

Perkembangan awal yang bersifat kuantitatif pun pada gilirannya menjadi kekuatan kualitas yang begitu luar biasa. Kemunculan tokoh-tokoh besar muslim yang terisnpirasi dan merasakan langsung kekuatan nilai-nilai ajaran Islam merupakan salah satu indikator bahwa Islam adalah agama yang sejalan dan selaras dengan fitrah kemanusiaan, sesuai dengan konsep rahmatan lil alaminnya.

Salah satu tokoh besar tersebut adalah Ahmad bin Hanbal, salah satu imam madzab fiqih dari golongan Ahlussunnah wal Jamaah. Nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal Asy Syaibani. Ulama’ kelahiran Baghdad, yang bertepatan pada masa kepemimpinan Khalifah Abbasiyyah ketiga, Muhammad al Mahdi, terlahir dalam kondisi yatim tanpa ayah. Kondisi ini pun memaksanya besar dan tumbuh dalam pengawasan sang Ibu.

Ahmad bin Hanbal memulai pendidikanya dengan belajar hadits kepada para ulama ahli hadits yang terkenal waktu itu, yakni Yahya bin Sa’id al Qathan, Abdurrahman bin Mahdi, Yazid bin Harun, sufyan bin Uyainah dan Abu Dawud ath Thayalisi. Selain itu Ahmad bin Hanbal juga belajar fiqh pada Waki’ bin Jarah, Muhammad bin Idris Asy Syafi’i, (ulama’ alh sunnah pediri madzab Syafi’iyah yang mashur dengan konsep fiqih moderatnya), dan Abu Yusuf (sahabat Abu Hanifah).

Dalam ilmu hadits Imam Hanbal mampu menghafal sejuta hadits bersama sanad dan hal ikhwal perawinya. Hingga akhirnya Ahmad bin Hanbal melahirkan satu karya besar, yang menjadi magnum opus karya istimewanya. Ialah Al Musnad, yang telah mendapat pengakuan dari para ahli hadits sebagai kitab yang memuat empat puluh ribu hadits-hadits shahih serta layak dijadikan hujjah.

Imam Ahmad dikenal sebagai sosok dermawan, di samping  juga zuhud dan wara. Tatkalah ujian dan tantangan dari penguasa al Makmun terhadap pendirian Ahmad  tentang ide yang diusung kaum Mu’tazilah atas kemakhlukan al Qur’an. Imam Ahmad dengan tegas mengatakan bahwa al Qur’an bukanlah makhluk, meskipun dengan pendirian tersebut Imam Ahmad diganjar dengan hukuman penjara untuk selamanya. Barulah pada pergantian khalifah al Mutawakkil yang arif dan bijaksana, Imam Ahmad pun dibebaskan.

Teladan kegigihan dalam mempertahankan sebuah prinsip yang diyakini begitu besar dari Imam Ahmad. Imam Ahmad begitu teguh dan sabar dalam menyampaikan pendapat dan ajarannya. Meskipun dengan konsekuensi dipenjara, disiksa, dan dihinakan. Tapi semuanya seakan terbayar tuntas dengan makin banyaknya umat muslim yang mengikuti ajaran Imam Ahmad dan madzabnya pun tersebar di wilayah Irak dan Syam hingga saat ini.

Kecintaan umat muslim terhadap sang Imam yang begitu tinggi ditunjukkan tatkalah berpulangnya sang Imam menghadap Allah pada 12 Rabi’ul Awwal 241 H dihadiri tidak kurang dari 130.000 orang yang hendak menshalatkannya serta 10.000 orang Yahudi dan Nashrani yang telah masuk Islam pun turut memberikan penghormatan terakhir mereka.

Sosok Imam Ahmad adalah mujtahid (imam mazhab fiqih) yang patut dijadikan teladan. Kezuhudan dan kewaraan Imam Ahmad merupakan cerminan hakiki dari kematangan spiritualitasnya dalam memahami nilai-nilai ajaran Islam. Tiada satupun orang yang mau dan rela mengalami serentenan penderitaan yang begitu berat, kecuali orang-orang pilihan yang dikasihi Allah, sehingga besertanya penderitaan yang begitu berat itu tercounter oleh cinta kasih-Nya.

Dalam buku “Biografi Imam Ahmad ibn Hanbal: Kisah Perjalanan dan Pelajaran Hidup Sang Pembela Sunnah” alur kehidupan sang tokoh diuraikan dengan bahasa khas dan menarik. Hal demikian akan membuka mata pembaca, lantas sadar terhadap warisan intelektual Islam yang begitu luar biasa. Akhirnya, inilah figur teladan yang tak lekang oleh masa yang terus mengilhami umat muslim sepanjang zaman. Selamat membaca.

Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment

 
Top